Rabu, 23 November 2011

Rindu Tak Urung Bertemu

      Masa yang membahagia masa indah bersamamu, jalinan kasih lama terpisah kembali di masa itu, di suatu masa dengan segenap membungkus rasa rindu, satu, untukmu ku ingin bertemu. Setiap kehampaan malam dirimu hadir sebagai syair.Ku merasa raja pujangga dengan syair dirimu untukku. Engkau syairku di setiap sudut sudut tulisanku, syair melena dunia kala di baca.
     Di masa yang ku merasa cinta tak hanya kata manja atau sapa. Hadirnya cinta sebagai rasa, dari mana entah kapan ku tak peduli darimu aku merasa. Darimu ku membayangkan cinta dewa raja bermasa masa, darimu ku mengenal cinta mengisi malam penuh dahaga, darimu ku sadari cinta sejati hanya sekali. Engkau ilhamku di setiap sastra egoku.
    Aku merindu masa itu,.. masa ku terpenjara tatapan hiasan pelangi kedua matamu, tanpa malam sunyi selalu berhias mimpi mimpi tebaran bintang cinta sejati, tak memendar tawa tak pudar canda impian selalu bahagia.
     Tapi, kenapa adat mesti berkata, kenapa semua lepas begitu berbeda, meski tak utuh cintaku bukan ranting rapuh jatuh ke tanah. Seperti kecewa semua terlanjur karam di dada, semua kenangan lama yang tlah menorehkan luka di dada. Cinta hanyalah cinta biarlah rasa yang berbicara dan waktu kan menjawabnya. Biarkan ku sekarang menggeluti garis nasib tanpa cinta.
NB: Ku tak mengerti dan tak peduli apakah ini puisi atau prosa ataupun sajak, tak ada yang baru. hanya pengulangan kata dan bahasa yang  sama dengan satu masa. Ku hanya ingin menulis bayangan serpihan cinta yang tersisa, karena jujur ku akui aku belum pernah terperosok jatuh lebih dalam dan terhanyut dalam kubangan yang namanya cinta, entah dari mana ini datangnya, kenagn itu datang denganku bersama cinta monyetku, jelas sekali bukan cinta ular atau serigalaku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar